PT Equityworld Futures | Emas Stabil di Atas $1.650 saat Daya Tarik Safe Haven Muncul Kembali


equityworld -  Harga emas naik di atas level support utama pada hari Senin (03/10) di tengah meningkatnya risiko resesi ekonomi mendorong beberapa permintaan safe haven untuk logam kuning.

Harga juga pulih sedikit dari pelemahan September, di mana turun 3%. Harga emas mencatat kuartal terburuknya sejak Maret 2021 dengan anjlok 7,5%.

Emas spot naik 0,2% ke $1,663,99/oz, emas berjangka flat di sekitar $1,672/oz pukul 07.31 WIB. Harga logam kuning stabil bahkan ketika data AS pada hari Jumat menunjukkan tekanan inflasi tetap tinggi dan kemungkinan akan mengundang lebih banyak kesulitan kenaikan suku bunga dari Federal Reserve.

Tetapi kekhawatiran bahwa lebih banyak kenaikan suku bunga dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi, ditambah dengan krisis keuangan yang tengah terjadi di Eropa dan Inggris mengundang beberapa pembelian emas safe haven. Data pada hari Senin juga menunjukkan sentimen bisnis Jepang memburuk pada kuartal III.

Harga emas juga diuntungkan dari pelemahan dolar, yang mundur dari level tertinggi 20 tahun. Indeks dolar sebagian besar flat pada hari Senin.

Emas telah turun drastis dari level tertinggi 2022 yang dicapai selama awal perang Rusia-Ukraina, lantaran biaya peluang memiliki logam meningkat seiring dengan kenaikan suku bunga di seluruh dunia.

Tren ini diperkirakan akan membebani harga emas dalam beberapa bulan mendatang, saat beberapa bank sentral menaikkan suku bunga lebih jauh untuk memerangi inflasi tinggi. Di sisi itu, emas tampaknya sebagian besar dianggap gagal memenuhi statusnya sebagai lindung nilai inflasi tahun ini, diperdagangkan jatuh 8,3%.

Namun, harga logam kuning mungkin mendapat beberapa bantuan jangka pendek, utamanya jika dolar melemah lebih lanjut.

Di antara logam industri, harga tembaga turun lebih lanjut pada hari Senin pasalnya sinyal negatif dari sektor manufaktur Jepang menambah kekhawatiran atas permintaan logam merah.

Tembaga turun 0,2% ke $3,3830, setelah jatuh pada bulan September.

Survei oleh Bank of Japan menunjukkan produsen utama di negara itu tumbuh kurang optimis terhadap prospek bisnisnya pada kuartal III, yang bisa menandakan tren industri melemah di ekonomi terbesar ketiga di dunia itu.

Data juga muncul setelah angka PMI China pekan lalu menunjukkan bahwa aktivitas di ekonomi terbesar kedua di dunia itu tetap di bawah tekanan.

Harga tembaga telah anjlok tahun ini lantaran kenaikan suku bunga membebani kegiatan ekonomi, sangat mengurangi permintaan untuk industri logam.

Sumber : Investing

PT Equityworld Futures

Komentar

Postingan Populer